Comply SOP Pandemic

-

 The year 2021 is now entering June, which means almost half a year of time has passed. The main issue that has been debated or discussed is still related to the pandemic problem which has not been seen to end in the near future. Even Malaysia is facing the 3rd wave of contagion which has seen the number of casualties increase.

In Kelantan, currently shows an increase in the number of people infected at a very alarming level. It caused the number of quarantine centers to be increased to accommodate the number of positive patients who reached a value of 3 digits per day. Why is this situation happening in Kelantan ?. In my personal opinion, the main factor driving the increase in the number of Kelantanese who are positively infected is the failure to comply with the directives or SOPs set by the National Security Council.

Failure to comply with SOPs, I have shared on previous writing. This situation clearly displays the stubbornness of a handful of locals to the point of causing infection within a large radius. When the authorities try to take action on such stubbornness. The authorities are to blame. When there is a death due to the Pandemic, it is only then that there is a sense of regret for the stubbornness displayed.

Stubbornness in complying with the SOPs set not only causes hardship to oneself but also involves others. In Malaysia, for each group of infections that occur is called a Cluster. Many clusters occur due to the stubbornness and ignorance of some Kelantan residents. It includes those who are outside Kelantan and returned to the village even banned by the authorities. In the end, not only did they return to visit their parents but also brought with them the pandemic virus.

Failure to comply with the SOP can be said to involve all ages. While the most obvious stubbornness to comply is necessarily the elderly who feel this pandemic is not so serious. While the implementation of the Movement Control Order is in full swing, there are still groups of senior citizens who eat and drink in public areas despite knowing it is prohibited by the authorities. As the ban on prayer in the mosque or surau. There are still those who do not comply with the ban, when action is taken against them, the authorities are accused of tyranny.

Malaysia once recorded the number of cases at a single digit value in 2020. At that time, we felt that this pandemic would end because almost all states have GREEN status which means there are no cases of infection, including Kelantan. The secret of that success, in my opinion is because of the very high rate of SOP compliance among Malaysians, including rural areas. So it is not impossible for us to repeat the success of the country in achieving a single digit value of the number of cases. We must comply with the SOPs throughout the term of the Movement Control Order 3.0.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman menjadi Guru

-
Image
Setiap dari kita pasti bertemu seorang insan bernama 'Cikgu'. Insan yang memainkan peranan penting dalam mendidik kita selain dari ibubapa di rumah.  Dari dahulu lagi, orang sering ibaratkan menjadi guru ini seperti menjadi sebatang lilin yang membakar diri demi menerangi jiwa dan hati anak bangsa. Aku ingin berkongsi sedikit pengalaman menjadi seorang cikgu. Pengalaman yang tidak pernah terjangka di minda aku. Pernah memohon menjadi guru lepasan DPLI atau KPLI tapi semua permohonan aku gagal termasuk temuduga yang turut keputusannya mendukacitakan aku. Kisah aku menjadi guru bermula apabila tamat kontrak sebagai tele-marketing sebuah Kolej Swasta di Kota Bharu.Ketika itu, aku menghantar resume ke semua organisasi yang difikirkan sesuai termasuk sekolah swasta.  Dijadikan cerita, pada suatu hari aku menerima panggilan temuduga dari salah satu Sekolah Swasta di Kota Bharu. Sekolah tersebut dikatakan merupakan sekolah yang terkenal sejak dari dahulu lagi. Sekolah tersebut ba
Read more

AKU PELAJAR PENGAJIAN MEDIA,

-
Image
Walaupun telah lama aku tinggalkan Universiti Malaya, terutama Jabatan Pengajian Media, masih ada kenangan yang terpahat dalam ingatan. Pelbagai kisah tidak tercatat tetapi di coret dalam kamus hidup aku. Setelah melaporkan diri di Kolej Kediaman Ke-7, aku mempunyai tempoh 1-2 minggu untuk menentukan Subjek Major & Minor bagi melengkapkan Ijazah Sarjan Muda nanti.   Pada mulanya aku berminat pada Pengajian Hubungan Antarabangsa & Strategik sebagai subjek major.  Namun pada hari pertama masuk kelas pengenalan, lecture terus bagi assignment yang lebih fokus kepada undang-undang antarabangsa, membuatkan aku terasa takut sangat dengan beban bakal aku pikul nanti. Lagipun aku bukan dalam kategori pelajar pintar seperti orang lain. Seterusnya aku mencuba Jabatan Pengajian Media, abang aku merupakan mantan pelajar Jabatan ini, maka aku pernah mendapat pendedahan berkenaan hala tuju graduan Jabatan Pengajian Media nanti.  Bagi pelajar-pelajar yang ingin mendapatkan Jabatan pilihan mere
Read more

BAGAIMANA MENJADI TELEMARKETING?

-
Aku ingin kongsi pengalaman bekerja sebagai Telemarketing bagi sebuah Institusi Pendidikan di bandar Kota Bharu, seingat aku sekitar tahun 2008. Walaupun bekerja atas nama status kontrak, ia memberi pengalaman baru kepada aku, secara peribadi.Maklumlah budak pengajian media dari Universiti Malaya tiba-tiba jadi budak marketing. Apabila aku tamat latihan "on job training" di sebuah GLC yang base di Airports Subang pada tahun 2007. Aku mengambil keputusan balik kampung untuk menjaga ibu yang kini tinggal seorang setelah kematian abah. Aku mengambil inisiatif menghantar resume ke seluruh institusi atau organisasi yang dirasakan sesuai di sekitar Kota Bharu pada awal tahun 2008. Salah sebuah organisasi yang aku hantar permohonan terbuka telah menghubungi aku untuk hadir ke sesi temuduga yang aku tidak mengetahui apa jawatannya. Proses temuduga berjalan lancar, alhamdulillah aku berjaya dalam temuduga tersebut dan aku mula melaporkan diri sebagai Tele-Marketing bagi organisasi
Read more